Seperti pada tahun 40-an, dimana orang pergi diklub malam hanya untuk mencari para pelacur.
Hukum ini sudah lama ada sebenarnya dan diberlakukannya tak lama setelah perang dunia ke-2.
Pernah terjadi peristiwa penggrebekan di suatu klub malam di Osaka dan Tokyo beberapa tahun terakhir dan hal ini menimbulkan sentimen publik yang memicu petisi di media serta kegiatan anti-Fueiho lainnya. Pemerintah telah merespon dari peristiwa ini, pada bulan Mei dan mengumumkan akan merevisi dan menghapuskan "dancing" dari bagian hukum. Namun sejak kini pemerintah Jepang hanya sepakat untuk melonggarkan waktunya saja.
Anti-prostitusi Jepang 'fuzoku' memiliki dampak besar terhadap budaya klub malam. Karena di klub-klub malam Jepang yang biasa nya menawarkan makanan dan minuman serta musik, saat ini mereka ditempatkan dalam kategori peraturan yang sama seperti klub kabaret, dimana pelanggan datang untuk minum dan membayar langsung kepada host atau pemilik bar. Di bawah sistem perizinan, mereka harus menutup klubnya lebih awal.
Komite reformasi telah merekomendasikan bahwa klub malam juga mendapatkan hukum yang sama seperti restoran, yang memungkinkan mereka untuk tetap buka sampai malam saja. Pemerintah pun menanggapinya, dan mulai memberlakukan peraturan ini Juni lalu.
makasih buat infonya kak
ReplyDeletejual tepung kedelai